KAJIAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
(Tahun 2020)
Tim Peneliti
Tim
Peneliti Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
Ringkasan
- Tujuan akhir pembangunan adalah meningkatnya
kesejahteraan rakyat
- Salah satu tolak ukur keberhasilannya adalah
tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yang diukur menggunakan
Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), sebuah indeks komposit yang dipengaruhi oleh
indikator dari tiga sektor :
ü Sektor kesehatan diwakili oleh Umur Harapan Hidup
(UHH)
ü Sektor pendidikan diwakili oleh Harapan Lama
Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
ü Sektor ekonomi diwakili oleh pengeluaran perkapita
(Purchasing Power Parity (PPP))
- Maju atau berkembangnya suatu wilayah dapat dilihat
dari capaian IPM-nya.
- IPM Kal Sel termasuk kategori tinggi sejak tahun
2018, di mana hanya Kota Banjarmasin dan Banjarbaru yang memiliki
IPM di atas rata-rata nasional.
- IPM Kota Banjarmasin berada di posisi kedua di Kal
Sel sejak 10 tahun terakhir. Angka
pertumbuhan IPM-nya mengalami perlambatan sejak tiga tahun terkahir,
yakni sebesar 0,53%.
- Beberapa hal terkait IPM Kota Banjarmasin
ü Sektor ekonomi, PPP tumbuh rata-rata 2% pertahun,
telah melampaui rata-rata nasional.
ü Indikator kesehatan, UHH tumbuh 0.19% pertahun (stagnan sejak 2019).
ü Indikator pendidikan tumbuh sebesar 1.79% pertahun
(HLS 13.92 tahun) maupun 1.77% pertahun (RLS 9.94 tahun) tahun 2019.
- Dari ketiga indikator tersebut, dapat dilihat bahwa
indikator pendidikan (HLS dan RLS) Kota Banjarmasin masih memiliki rentang nilai yang cukup
besar untuk mencapai titik maksimal, sehingga memiliki daya ungkit paling
tinggi.
- Dari kajian ini dapat diketahui efektivitas belanja
pemerintah dalam meningkatkan IPM Kota Banjarmasin dan strategi peningkatan IPM Kota Banjarmasin untuk
percepatan peningkatan nilai IPM di Kota Banjarmasin, khususnya di sektor
pendidikan.
Rekomendasi Kajian
Dalam upaya peningkatan IPM Kota Banjarmasin :
1. Kebijakan penggunaan anggaran melalui kebijakan belanja
terutama belanja kesehatan, ekonomi dan belanja hibah masih relevan untuk
dilanjutkan.
2. Peningkatan anggaran kesehatan masih diperlukan dengan evaluasi dan
pengawasan yang ketat untuk efektifitas penggunaannya.
3. Perlu kebijakan yang bisa mengungkit nilai IPM dari sisi
pendidikan dan mengejar ketertinggalan dari Banjarbaru. Skenario optimis adalah
satu-satunya pilihan.
4. Besar anggaran pendidikan harus terus tumbuh dan
digunakan secara efektif untuk menjamin anak usia sekolah untuk terus
bersekolah, bahkan jika memungkinkan hingga ke tingkat perguruan tinggi. (agar
terjadi peningkatan harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah).
SKPD terkait
- Dinas Pendidikan
- Dinas Kesehatan